Setiap orang pernah mengalami peristiwa apapun itu yang menarik untuk dibahas. Walaupun terkadang peristiwanya tak selalu indah. Hidup manusia dipenuhi godaan, dan cobaan yang rasanya bisa dirasakan sendiri bagi mereka yang sudah mengalami. Dan Alhamdulillah saya baru saja mengalami, tidak hanya saya tapi juga teman saya,
Ini salah satu badai yang pernah saya terima, waktu itu menunjukkan kira-kira pukul 21.00 (Waktu Indonesia Bagian Pekalongan) di jalan pantura (depan brimob Pekalongan). Lampu-lampu menyinari jalanan yang keras (redup). Angin malam berhembus menyenggol daun-daun pohon yang tinggi, menimbulkan goyangan-goyangan daun yang menutupi cahaya lampu. Nampak pemandangan jalan raya tampak temaram.
Kejadian dimulai ketika saya and my prend mau pulang (abis silaturahmi), sebetulnya bukan pulang sih,mau cari makan dulu (maklumlah belum makan). Ditengah jalan ketika mau nyeberang aku gak lihat klau ada ibu juga sedang nyeberang tapi berlawanan arah dengan saya. Ibu itu naek sepeda (kayaknya masih baru) dan ada anaknya mbonceng di belakang. Karena jalanan gelap dan aku yang kurang hati-hati gak lihat ada ibu mau nyeberang juga, yahh akhirnya bisa ditebak(bress). Motorku nabrak sepedanya si ibu itu. Untung waktu itu di jalan gak banyak kendaraan. Coba aja kalau ada bis atau trek yang ngebut, waduh bakalan lain ceritanya. (Alhamdulillah).
Ati semepet deg-degan juga, soalnya biasanya kalau nabrak orang urusannya bisa panjang. Waktu aku lihat ibu itu gak apa-apa, dan anaknya pun masih setia duduk dibelakang, dan tak ada banyak orang. Tapi yang jadi korban adalah sepeda ibu itu. Palek depan sepedanya penyok john, (kaya jalan tamiya).
Siapa yang berbuat, maka dia yang bertanggung jawab. Begitulah kira-kira bisikan yang ada di telingaku waktu itu. Okehh ya udah (bismillah). Lalu, kita semua menepi. "Pripunn buk, mboten nopo2 kan, sepedane badhe digawa ten bengkel po?" Takon aku. "Ngko sek, ngko sek om, aku izek lap-lap an." Jawab.e ibu.
Kemudian aku cari bengkel and my prend jaga si Ibu, dan untungnya ada (walau agak jauh). Langsung kita semua berangkat. My prend mboncengin ibu dan I am nyincing pit. Waktu nyincing pit, sempet diteriakin anak-anak kampung. "Wooy tabrakan, motor.e nengdi kae? Ditilang bae?. Aku diam dan hanya senyum. (hehe)
Okeh. Sampai di bengkel juga akhirnya. Sidang di mulai dengan saya dan temanku yang lebih utama jadi tersangka (maklum kalau motor nabrak sepeda, kebanyakan yang salah motor). Ibu jadi korban, dan tak ada saksi. Si Ibu sempet menelpon suaminya. (keringet makin ngucur di kepalaku dalam hati gugatan bisa makin parah nih). Kata si Bapak pemilik bengkel biaya semuanya 70 ribu.
Negosiasi dan diplomasi di mulai.
"Pripun buk?"
"Ngko sek mas, aku.e izek bingung,"
(nunggu)
"Wes om.e seng bayar kabeh ow?"
"Waduh buk, kulo mboten saged, maklum kulo dereng nyambet gawe, urip.e izek ngrepoti wong umah."
"La terus piye?"
"Kulo ganti palek mawon, ibuk.e mbayar ongkos bengkel, pripun?"
"Waduh, om. Aku kie dhewe, bojoku izek kerja neng luar kota, di genepi bae a om?"
"Genepi pinten buk?"
"70 ribu."
"Wah yo sami mawon buk. Kulo mboten gowo dhuwit sak munu. 50 wes buk, mangke ibuk.e tak terke bali."
"Piye ow Om?"
"Nggeh buk, kulo saged.e sak munu. Ibuk. Wangsul.e pundi?
"Yo wes, umahku cedak mburi SMP N 13 om."
"Yo monggo tak terke mawon."
Setelah melalui perdebatan cukup sengit, akhirnya sidang memutuskan kami mengganti dengan uang 50 ribu. Dan si ibu membayar sisanya.
Alhamdulillah...
Jadi, setiap kejadian/musibah yang menimpa kita terdapat hikmah yang patut kita jadikan pelajaran. Bahwa “setiap permasalahan itu pasti akan datang dalam situasi yang berbeda-beda dan kita harus siap menghadapinya di manapun kita berada, toh ketika badai datang, pasti ia akan berlalu ”.
By M.Risqi Zulkarnain
0 komentar:
Post a Comment
Bubuhkan komentar Temen, segala kritik dan saran adalah penghargaan untuk kami.
Petunjuk Komen, gunakan Opsi URL/Name atau Anonymous jika temen tidak punya akun google. Maturnuwun.